Image
UT Surakarta Menggelar Kuliah Umum dengan Tema Penguatan Peran Generasi Muda Sebagai Influencer Untuk Mempercepat Implementasi Ekonomi Hijau
Body

UT Surakarta kembali mengadakan kuliah umum secara daring melalui aplikasi Microsoft Teams dengan menghadirkan Prof. Dr. Ginta Ginting, S.E, M.B.A selaku Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka sebagai narasumber pada 6/10/2022. Kuliah umum yang mengangkat tema Green Economy (Ekonomi Hijau) ini diadakan untuk mengajak generasi muda menjadi influencer dalam menyebarluaskan jangkauan pemahaman masyarakat mengenai green economy melalui media sosial.

Kuliah umum ini dibuka dengan sambutan dari Direktur UT Surakarta, Dra. Yulia Budiwati, M.Si. Dalam sambutannya, beliau berharap semoga dengan kuliah umum ini teman-teman generasi muda bisa menjadi agent of change dalam rangka perpanjangan dari implementasi ekonomi hijau. Prof. Dr. Ginta Ginting, S.E, M.B.A menegaskan bahwa goals utama dalam pilar ekonomi hijau tidak hanya terfokus pada aspek sosial dan ekonomi saja, namun juga dibutuhkan aspek lingkungan yang baik sehingga black economy bisa kita tinggalkan. “Masyarakat harus bertanggung jawab terhadap produksi dan konsumsi yang dilakukan sehari-hari. Sudah banyak entrepreneur yang mencanangkan green economy dengan memperhatikan apakah produk mereka ramah lingkungan atau tidak dan dapat di use, recycle & make atau tidak. Pertumbuhan ekonomi harus terus berjalan namun lingkungan juga harus tetap terjaga.”, ujarnya.

Lebih lanjut disampaikan juga untuk mencapai jangkauan yang luas dalam menyebarkan green economy melalui media sosial, para generasi muda harus membangun komunitas dan praktik-praktik yang baik dengan green entrepreneur. Selain itu harus ada evaluasi berupa tindakan dengan jangan membuang limbah namun limbah-limbah tersebut harus bisa dimanfaatkan kembali. Ginta juga menegaskan bahwa ekonomi hijau adalah isu yang penting karena sampai saat ini pelaksanaannya belum terakselerasi dengan baik. Lingkungan masih rusak, banjir dimana-mana dan masih terjadi perubahan iklim yang ekstrem. Sehingga perlu adanya agent of change sebagai perpanjangan tangan dari implementasi ekonomi hijau.